Selasa, 13 Maret 2012

Arus Laut

Arus laut adalah gerakan molekul air laut yang pada umumnya dengan arah horizontal dan vertical. Arus laut adalah gerak air laut yang mempunyai peredaran tetap dan teratur. Macam-macam arus laut, antara lain:

Berdasarkan letaknya, arus laut dapat dibedakan menjadi:
  1. Arus atas, jika arusnya bergerak di permukaan laut;
  2. Arus bawah, jika arusnya bergerak di bawah permukaan air laut
  3. Long shore current, arah aliran arus sejajar dengan garis pantai
  4. Rip current, arus yang berada di pantai berpasir halus dan bergelombang agak besar. Arah gerakannya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya arus ini mampu menyeret pasir beserta orang yang berada di tempat itu menuju ke laut yang lebih dalam. Contohnya, di pantai Parangtritis yang memiliki kecepatan sampai 80 km/jam.
Berdasarkan suhunya, arus laut dibedakan menjadi:
  1. Arus panas, kalau suhunya lebih panas dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Gulfstrem dan Kurosyiwo;
  2. Arus dingin, kalau suhunya lebih dingin dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador
Factor-faktor terjadinya arus laut
a)     Perbedaan suhu dan salinitas air laut
Arus laut yang diakibatkan oleh perbedaan suhu atau salinitas air di sutu wilayah lainnya disebut arus thermohalin. Perbedaan suhu atau salinitas air laut menyebabkan perbedaan kerapatan massa air laut (densitas), sehingga menimbulkan pergerakan air laut. Arus thermohalin merupakan perpaduan antara arus dasar, arus permukaan, dan arus vertical.

Proses terjadinya arus thermohalin
Akibat adanya radiasi sinar matahari yang lebih intensif, suhu permukaan air laut di daerah katulistiwa menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air laut di daerah kutub. Akibat perbedaan suhu itu, maka kerapatan air laut di katulistiwa menjadi renggang. 

Proses perenggangan molekul air ini menyebabkan permukaan air laut di katulistiwa mengalami penaikan dari permukaan air laut di daerah kutub. Karena sifat air yang selalu bergerak dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, maka bergeraklah air dari daerah ketulistiwa ke daerah kutub yang lebih rendah berupa arus permukaan.
Arus permukaan ini dimbangi oleh arus dasar yang bergerak dari daerah kutub ke daerah katulistiwa. Gerakan arus dasar ini timbul karena massa air di kutub terdesak oleh air yang dating dari daerah katulistiwa.

b)    Gerakan angin yang tetap arahnya sepanjang tahun
Ada beberapa jenis angin yang berhembus tetap di permukaan bumi sepanjang tahun, di antaranya adalah angin Pasat, angin Barat, angin timur, dan angin Muson. Gerakan angin-angin tersebut akan mengakibatkan arus laut berupa gerakan arus permukaan yang arahnya mendatar. Beberapa contoh arus laut yang disebabkan oleh tiupan angin.

Angin Pasat
Yaitu angin yang berhembus di wilayah troopik. Adanya angin pasat ini telah menggerakkan massa air laut berupa arus permukaan di daerah katulistiwa meliputi:
  •  Arus katulistiwa utara yang bergerak di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik.
  • Arus katulistiwa selatan yang bergerak di Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, dan Samudera Hindia.
Angin Barat
Yaitu angin yang berhembus di daerah lintang selatan (sekitar lintang 600) bik di belahan bumi utara maupun di belahan bumi selatan. Angin barat ini menyebabkan arus angin barat (west wind drift). Di Pantai Timur Amerika Serikat, arus ini dinamakan arus teluk (Gulf Stream), sedangkan di Pantai Jepang dinamakan Arus Hitam (Kuroshio).

Angin Muson
Menimbulkan arus angin di Samudera Hindia di sebelah utara katulistiwa. Pada musim panas di belahan bumi utara. Arus angin musim ini searah dengan gerak jarum jam dan disebut dengan arus angin musim barat daya. Pada waktu musim dingin di belahan bumi utara, arahnya berlawanan dengan gerak jarum jam dan disebut arus angin musim timur laut.

c)     Perbedaan tinggi permukaan air laut
Akibat adanya perbedaan tinggi di permukaan air di samudera, maka akan terjadi gerakan massa air laut untuk mengisi bagian air laut yang lebih rendah. Karena gerakan air laut ini terjadi untuk mengisi massa air di wilayah lain, maka arus yang timbul akibat perbedaan tinggi permukaan air di samudera disebut dengan arus kompensasi (pengisi). 

Menurut arah gerakan airnya, arus kompensasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
  1. Arus pengisi mendatar (arus kompensasi horizontal), arah gerakan airnya mendatar sepanjang permukaan, contoh: Arus Anti Katulistiwa di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik, Arus Uyoshio di Jepang, dan Arus Labrador di Pantai Timur Kanada.
  2. Arus pengisi tegak (arus kompensasi vertical), massa air bergerak dari lapisan bawah ke arah permukaan atau lapisan atas, contoh: Arus Kalifornia di Pantai Barat amerika Serikat, Arus Benguella di pantai Barat Afrika selatan, Arus kanari di Pantai barat Afrika, dan Arus Australia Barat.
 d)    Adanya rintangan pulau dan benua
Adanya rintangan pulau atau benua mengakibatkan arus laut membelok menurut garis pantai benua atau menjadi arus belahan, contohnya: arus Brasilia, arus Australia Timur. Arus belahan lalinnya adalah arus Ekuatorial Utara dari Samudera Atlantik berbelok menjadi arus Antillen dan arus Meksiko, kemudian arus Ekuatorial Selatan dari Samudera Hindia berbelok menjadi arus Agulhas dan arus Madagaskar.

e)     Up Welling dan Down Current Welling
1)  Up Wellling Current
Adalah naiknya massa air dingin dari lapisan laut dalam ke lapisan permukaan  karena adanya kekosongan massa air di permukaan. Daerah ini merupakan tempat berkumpulnya plankton, karena itu daerah tersebut sangat kaya dengan ikan.

2)  Down Wellling Current
Merupakan aliran massa air dari permukaan ke lapisan laut kebih dalam. Down Wlling Current terjadi karena di daerah permukaan laut terjadi penumpukan massa air, sehingga agar kondisinya tetap seimbang secara alamiah air laut akan dialirkan ke lapisan bagian dalam.

f)     Arus panas dan arus dingin
     Daerah pertemuan antara arus panas dan arus dingin merupakan daerah yang kaya akan ikan, karena arus dingin merupakan akumulasi plankton. Contoh daerah pertemuan arus panas dan arus dingin adalah:
1)     Di Kepulauan Jepang, pertemuan antara arus Kuroshio dan arus Oyashio.
2)     Di New Falkland, merupakan pertemuan antara arus Falkland dengan arus Humboldt.

Morfologi Laut

Continental Shelf
  1. Dasar laut yang berbatasan dengan benua
  2. Paparan benua ini merupakan bagian wilayah laut yang kedalamannya antara 0 – 180 meter dan lebarnya 0- 1200 km terhitung meulai garis pantai.
  3. Merupakan daerah yang relative datar dengan kemiringan 0o – 2,2o
  4. Merupakan bagian benua yang terendam oleh air, contoh:
 Continental Slope
  1. Bidang miring yang terletak antara paparan benua dengan zona laut dalam.
  2. Kemiringan antara 1o – 35o mulai dari tepi dangkalan benua kea rah laut lepas.
  3. Kedalamannya antara 200 – 1800 meter.
  4. Terbentuk sebagai hasil sedimentasi dan sesar.
 Bentukan yang terdapat pada paparan benua dan lereng benua
a)     Saluran dangkalan
Bagian saluran dangkalan adalah:
-            Lembah tenggelam
-            Saluran akibat pengikisan air pasang
-            Palung glacial yang tenggelam

b)    Jurang submarine
Adalah lembah yang dalam (tenggelam) dan lebar. Yang dimaksud lembah tenggelam adalah lembah lembah sungai yang tergenang air laut sebagai akibat penenggelaman daratan. Contoh: lembah-lembah sungai purba di Laut Jawa dan Selat Karimata.

c)     Ocean floor (dasar samudera)
Merupakan wilayah dasar samudera yang dalam dan merupakan wilayah terluas di permukaan bumi, yaitu sekitar 59,5 % dari seluruh permukaan bumi. secara keseluruhan kedalamannya lebih dari 1800 meter.

d)    The deep
Adalah dasar laut yang menjorok ke bawah, sehingga letaknya lebih rendah dari daerah sekitarnya. Morfologi dasar laut dalam terdiri dari:

Bentukan negatif morfologi dasar laut
Lubuk laut (basin)
Adalah depresi laut yang bentuknya bulat atau lonjong. Contoh: Lubuk laut di Eropa, Lubuk laut Banda, Lubuk laut Sulawesi, Lubuk laut Sulu, Lubuk laut Canary, Cape Verde Mediterania, dan Teluk Meksiko.

Palung (trench atau trough)
Adalah lembah yang sangat dalam dan memanjang di dasar laut serta memiliki lereng yang curam. Bentuknya hamper sama dengan ngarai di daratan. Bagian ini merupakan bagian laut yang paling dalam di dasar laut. Terdapat perbedaan antara Trench dan Trough.

Zona Perairan Laut Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000 buah, baik pulau besar maupun kecil. Sementara itu laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penduduk. Ada beberapa macam pembagian laut:

Berdasarkan hukum laut, maka wilayah perairan Indonesia dibagi menjadi:
  1. Zona Teritorial, merupakan wilayah perairan yang secara mutlak dikuasai suatu negara. Zona teritorial ini sejauh 12  mil dari garis pantai pulau terluar yang dihubungkan dengan pulau terluar lainnya. Garis pantai diukur dari tengah-tengah pasang surut air laut pada waktu surut (garis dasar) sampai 12 mil. Zona ini mutlak dikuasai negara sehingga kegiatan dalam bentuk apapun tidak boleh dilewati tanpa izin pemerintah negara yang bersangkutan.
  2. Zona Landas Kontinen, merupakan kaki benua sebagai kelanjutan benua atau pada batas continental slope, tetapi tidak lebih dari 200 mil jaraknya dari pulau terluar.
  3. Zona Ekonomi eksklusif, merupakan zona yang dikuasai pemerintah negara yang bersangkutan yang jaraknya 200 mil dari garis dasar pulau terluar. Akan tetapi, kekuasaan negara hanya dalam bidang ekonomi atau memanfaatkan sumberdaya laut atau dasar laut saja.
Berdasarkan proses terbentuknya
  1. Laut ingresi merupakan laut yang kedalamannya bertambah karena adanya tenaga tektonik vertikal, maka dasar laut patah sehingga dasar laut merosot, misalnya Laut Banda dan Laut Tengah.
  2. Laut transgresi merupakan laut yang permukaaannya bertambah luas dan luas daratan berkurang. Laut ini terjadi sewaktu berakhirnya zaman es, sehingga paparan Sunda dan Sahul menjadi laut, seperti Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Selat Karimata.
  3. Laut regresi merupakan laut yang mengalami penyempitan. Ini terjadi pada awal zaman es. Akibat suhu yang semakin rendah maka terjadi pembekuan es, terjadilah laut sempit di kutub. Contoh laut Bering.
 Berdasarkan Letaknya
  1. Laut tepi merupakan laut yang terletak di tepi benua dibatasi oleh dasar laut continental shelf, seperti Laut Bering, Laut Jepang, Laut Cina Timur, dan sebagainya.
  2. Laut tengah merupakan laut yang diapit oleh 2 benua sehingga arus laut pengaruhnya kecil dan arus di laut ini terbentuk secara lokal. Contoh, Laut Mediteran (Eropa-Afrika), Laut Merah (Asia-Afrika), Laut Banda (Asia –Australia), dan lain-lain.
  3. Laut pedalaman merupakan laut yang terbentuk di tengah daratan karena penguapan tinggi, curah hujan rendah, dan tidak ada pelepasan air tersebut ke laut, maka airnya menjadi asin, contoh Laut Mati dan Laut Kaspia.
Pemberian nama laut biasanya didasarkan pada bentuk khusus atau ciri khusus misalnya:
  1. Laut Sargasso, laut tersebut diberi nama demikian karena banyak terdapat rumput sargassum yang mengapung di permukaan Laut Sargasso.
  2. Laut Mediterania, Mediterania artinya “di antara daratan”. Laut tersebut diberi nama Mediterania karena laut dikelilingi oleh daratan. Laut ini memisahkan antara benua Eropa dengan Afrika.
Nama laut selain didasarkan pada letak dan ciri khusus juga ada yang diberi nama berdasarkan pantulan warna air laut. Contoh: Laut Kuning, Laut Hitam, dan Laut Merah. Laut terluas di dunia adalah Laut Cina Selatan 2.974.600 km2

Laut

Salah satu bentuk pantai
Lautan merupakan suatu tempat pencarian bagi penduduk di Asia Tenggara yang telah berumur berabad-abad lamanya, termasuk Indonesia yang termasuk Negara kepulauan dengan puluhan ribu pulaunya. Sejak dahulu laut telah memberi manfaat bagi menusia untuk digunakan sebagai sarana bepergian, perniagaan, perhubungan dari satu tempat ke tempat lain.
 Akhir-akhir ini diketahui bahwa lautan mengandung banyak sumber-sumber alam (seperti sumber makanan, sumber fisika, kimia, biologi, obat-obatan, kecantikan, dan bahkan sumber energi) yang jumlahnya berlimpah-limpah. Sehingga laut merupakan salah satu sumber kehidupan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Sebagian besar permukaan bumi tertutup oleh laut, yang meliputi perairan dari pantai sampai ke dasar laut. Luas daratan di permukaan bumi kurang dari 30 %. Jadi perbandingan antara luas laut dan daratan adalah 7 : 3.

Bagaimana kita melestarikan lautan agar tetap bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi? Temukan jawabannya dalam materi ini.

Lapisan air (hidrosfer) ditinjau dari lokasinya dapat dibedakan menjadi perairan darat dan perairan laut. Perairan darat merupakan bagian dari hidrosfer dalam bentuk air tanah, sungai, danau, dan rawa, sedangkan perairan laut sebagai bagian terbesar dari hidrosfer adalah dalam bentuk samudera, laut, dan selat.

Zona Pesisir dan Laut
1.     Zona Pesisir
Zona pesisir merupakan wilayah sepanjang pantai yang masih dipengaruhi laut dan angin laut. Zona ini berbatasan dengan pantai. Pada zona pantai terjadi gelombang sehingga gerakan air laut permukaan ini mempengaruhi bentuk pantai.
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik seperti terdapat hutan mangrove, terumbu karang, pantai, gelombang pasang, dan pulau penghalang yang semua ini hanya terdapat di daerah pesisir. Lingkungan pesisir adalah batas pertemuan antara darat dan laut, dan daerah ini meliputi wilayah sekitar 8% permukaan bumi.

Pesisir dapat dibedakan menjadi tiga bagian:
  1. Foreshor, adalah bagian pesisir muka pasang terendah sampai garis ketinggian muka air pada waktu pasang.
  2. Backshor, adalah bagian pesisir mulai batas foreshore sampai garis pantai.
  3. Offshore, adalah lepas pantai.
2.     Pantai (shore)
Pada dasarnya perairan laut itu menyangkut dua hal, yaitu laut dan pantai. Lautan merupakan wilayah air yang meliputi permukaan lautan, dalam lautan, dan dasar lautan. Sedangkan pantai adalah suatu bentang daratan tempat pasang surutnya air laut. Pantai adalah bagian dari daratan yang berbatasan dengan laut yang berada di bawah pengaruh gelombang. Pantai juga disebut daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih jauh ke arah daratan, tetapi batasnya kurang jelas.
Dengan demikian garis pantai selalu berubah tergantung dari pasang surut air laut. Kawasan pantai dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
  1. Kawasan lepas pantai (offshore) yaitu daerah yang ada di luar lintasan gelombang laut.
  2. Kawasan tepi laut depan (foreshore) dibatasai dari zona pasang rendah hingga pasang tinggi.
  3. Kawasan tepi laut belakang (backshore) yaitu kawasan yang tidak tergenang laut pada waktu pasang tinggi, tetapi hanya terbenam bila ada gelombang atau pasang yang sangat besar.
Klasifikasi pantai
Pantai menurut letak pegunungan di sekitarnya.
  1. Pantai neutral adalah pantai yang tidak berbatasan dengan pegunungan yang letaknya di sekitar dataran tinggi atau dataran rendah. Contoh: Pantai Utara Jawa dan Pantai Timur Sumatera.
  2. Pantai Diskordan adalah pantai yang tegak lurus dengan pegunungan. Contoh: Pantai Afrika (dataran tinggi) dan Pantai Selatan Amerika Serikat (dataran rendah).
  3. Pantai Konkordan adalah pantai yang sejajar dengan pegunungan dan pada umumnya curam. Contoh: Pantai Barat Sumatera sejajar dengan Pegunungan Bukit Barisan.
Pantai berdasarkan terjadinya
  1. Pantai Karang adalah pantai yang banyak pulau karangnya.
  2. Pantai Berdanau adalah pantai yang curam dengan disertai danau pantai.
  3. Pantai Liman adalah pantai yang terjadi karena dasar muara sungai mengalami penurunan yang disebabkan oleh erosi.
  4. Pantai Estuarium (muara) adalah pantai yang berbentuk seperti corong yang disebabkan oleh erosi pantai.
  5. Pantai Delta adalah pantai yang di muara sungainya banyak terdapat delta. Contoh: Muara Sungai Musi, Brantas, Mahakam, Kapuas.
  6. Pantai Woden adalah pantai yang datar dan banyak mengandung lumpur.
  7. Pantai Fyord adalah pantai yang dalam dan bertebing curam.
  8. Pantai Skeren adalah pantai yang bertebing curam dan teluknya tidak begitu masuk ke dalam serta di muara banyak di jumpai pulau.
  9. Pantai Ria adalah pantai yang dalam, agak lebar, dan tebingnya tidak begitu curam.
Pantai berdasarkan bentuk pantainya
  1. Pantai Curam adalah pantai tersebut biasanya terdapat di daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan laut, baik yang sejajar maupun yang memotong garis pantai.
  2. Pantai Landai adalah bentuk permukaan pantai tidak selalu tetap, tetapi senantiasa mengalami perubahan.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan bentuk pantai:
  1. Gelombang arus dan pasang surut.
  2. Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses-proses laut. Misalnya: pantai landai atau pantai curam dataran tinggi atau dataran rendah, batuannya keras atau lunak.
  3. Perubahan ketinggian relief permukaan laut yang disebabkan oleh pembekuan atau pencairan es atau disebabkan oleh proses endogenik.
  4. Adanya terumbu karang, erupsi gunung api atau adanya gletser.
  5. Adanya pembangunan pelabuhan, pengeringan rawa, dan pengerukan muara sungai.
3.     Gisik (beach)
Gisik adalah wilayah pantai yang material batuan atau tanahnya berupa pasir. Kawasan pantai yang material batuannya bukan pasir seperti batu gamping atau batu vulkanis yang tidak berwujud pasir tidak dapat disebut gisik.